soo SWEETly

soo SWEETly
MY self

Jumat, 22 November 2013

ada bahagia setelah duka


dalam sedih yang aku rasakan, aku coba buat tersenyum
dalam gelisah yang aku rasakan, aku coba tuk tenang
sebagaimana rumput di padang luas yang sengaja tumbuh tanpa di ingini.
seperti itu cinta yang kumiliki.
sebagaimana matahari yang awalnya bersinar, namun menghilang ketika mendung yang berubah hujan.
seperti itulah kebahagiaan ku hilang setelah dia pergi.
aku bukan bayangan baginya yang selalu ada disepanjang hidupnya.
aku hanya payung yang dihadirkannya ketika hujan, dan dilupakan ketika langitnya telah cerah.
aku bukan yang benar benar dicintainya, seperti apa yang pernah ia katakan dulu.
aku hanya orang yang hadir sementara karena mampu menghilangkan sedihnya, yang hanya hadir bagai badut untuk menghiburnya. lalu setelah itu ia pergi dengan yang lain untuk mencari kenyamanan lain.
aku hanya sementara untuknya, aku hanya dijadikan tempat berlabuh sementara. bukan dermaga terakhirnya.
sakit. benar saja. namun, jika memang aku bukan yang ia cinta, kenapa aku harus memaksa?
kini biarlah dia pergi dengan bahagia yang dia inginkan.
aku rela meskipun harus terluka.
karena aku yakin ada yang akan hadir untuk menyembuhkan luka ini. cepat ataupun lambat.

aku malu..


aku malu pada waktu, waktu yang terus berjalan tanpa bimbang,

aku malu pada ombak, ombak yang memaksa karang untuk luluh dan terkikis,

aku malu pada bintang, bintang yang kecil masih mempunyai sinar di kegelapan,

aku malu pada angin, angin yang berderu membawa sebuah pesan,

aku malu pada tanah, tanah yang selalu dipijak tak pernah mengeluh,

aku malu pada ayam, ayam yang selalu membangunkan di pagi hari,

aku seharusnya malu, malu jika badan tak bisa memberikan yang terbaik,

aku seharusnya malu, malu jika fikiran ini tak dituangkan untuk membantu sesama,

aku seharusnya malu, malu kenapa aku diciptakan tanpa berbuat apa-apa,

aku seharusnya malu, malu jika tak bisa taat kepada-Nya

apakah aku masih mempunyai malu utuk meneruskan kehidupan ini..

apakah aku masih mempunyai kemauan, untuk menutupi rasa malu ini..

apakah aku masih mempunyai kesempatan, untuk mengindahkan malu ini..

malu adalah rahmat, malu itu sebagian iman, malulah kalau kita berbuat tidak semestinya..

hidup dalam 3 dunia


aku hidup dalam tiga dunia
dunia realita dunia tempat aku menerima nasib dan takdir yang telah digariskan..
dunia fantasi dunia tempat aku bermimpi dan meraih mimpi-mimpiku dan
dunia maya dunia tempat aku mencurahkan keluh kesahku...........
inilah yang aku anggap warni-warni hidupku....